Rasulullah

[Artikel Rasulullah][bleft]

Islam Damai

[Islam Damai][bsummary]

Berita Islam

[BERITA ISLAM][twocolumns]

KONTRIBUSI AHMADIYAH UNTUK PERDAMAIAN DUNIA

Beberapa waktu lalu tepatnya 11 Februari 2014, sekitar 500 perwakilan dari berbagai elemen telah berkumpul untuk menghadiri acara Konferensi Agama-Agama dunia, yang diadakan di Guildhall, [1] London, Konferensi ini diprakarsai oleh Jamaah Ahmadiyah. Salah satu yang menjadi sorotan utama para pembicara adalah apakah agama masih bisa menunjukkan perannya untuk dunia saat ini dan apakah agama masih menjadi sumber kebaikan. Suatu pertanyaan yang sederhana, tetapi menjadi penting ketika dihadapkan pada kondisi dunia saat ini yang penuh peperangan, pertikaian, dan kekacauan dimana-mana.

Agama disatu sisi memang solusi mujarab untuk menciptakan perdamaian, tetapi jubah agama yang diharapkan dapat menciptakan perdamaian kinipun telah berdarah-darah pula. Sebuah kompilasi komprehensif terbaru dari sejarah peperangan manusia , Encyclopedia of Wars oleh Charles Phillips dan Alan Axelrod telah mendokumentasikan 1763 peperangan, 123 diantaranya diklasifikasikan sebagai konflik agama. [2]

Suasana Peace Symposium ke 4 di Masjid Baitul Futuh London
yang diselenggarakan oleh Ahmadiyah.
Photo: Themuslimtimes.org

Jemaat Ahmadiyah di satu sisi, tampil sebagai organisasi Islam yang terus berusaha untuk menjawab dan membuktikan pertanyaan-pertanyaan diatas. Ahmadiyah yang merupakan korban penindasan itu sendiri kini telah menjadi pioner perdamaian di seluruh dunia - baik melalui sumbangan-sumbangan ideologi maupun sumbangan nyata - dengan menunjukkan bahwa agama adalah solusi untuk perdamaian dan sumber kebaikan untuk dunia.

1.    KONTRIBUSI PEMIKIRAN AHMADIYAH BAGI PERDAMAIAN DUNIA DAN KEHARMONISAN


Hendaknya dimaklumi, kontribusi ideologi damai oleh Ahmadiyah tidak lain adalah ajaran-ajaran Islam itu sendiri yang sarat perdamain dan kasih sayang. Revitalisasi ajaran damai ini menjadi penting ketika dihadapkan dengan ideologi terorisme dan ekstremisme yang merebak di dunia Islam saat ini yang justru bertentangan dengan ajaran damai Islam.

Di dalam data itu disebutkan oleh Encyclopedia of Wars diatas bahwa diantara 66 peperangan yang melibatkan agama, 66 diantaranya dilakukan oleh Islam, suatu fakta paradoksal dari ajaran Islam damai yang dibawa oleh Rasulullah saw.

Ideologis Ahmadiyah untuk perdamaian dibawah ini sebagian besar dikutip dari buku-buku Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad dan Khalifah beliau. Khususnya dari buku Khalifatul Masih IV rh, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad, Islam's Response To Contemporary Issues. [3]

A.    Tidak Ada Monopoli Kebenaran Agama


Salah satu sebab adanya pertentangan diantara agama-agama adalah adanya beberapa agama yang memonopoli klaim kebenaran dan wahyu, dengan mengesampingkan agama lain, atau dengan tidak menganggap bahwa Allah juga telah menurunkan bimbingan-Nya kepada semua orang di luar golongan agama mereka. Gagasan ini menimbulkan fanatisme dan ekstremisme. Di satu sisi Al-Qur’an menyatakan bahwa tidak saja Rasulullah saw, Allah juga telah mengutus nabi-nabi untuk setiap umat. ( Q.S 16:36; Q.S 40 : 78 dan Q.S 35 : 243– 24). Dalam menafsirkan ayat-ayat ini Hadhrat Mirza Tahir Ahmad rh. mengatakan:

“Memperhatikan hal di atas, jelas bahwa Islam tidak memonopoli kebenaran dan menafikan agama-agama lainnya, bahkan secara runtut menyatakan bahwa di setiap zaman dan di seluruh bagian dunia, Tuhan telah memperhatikan kebutuhan spiritual dan keagamaan manusia dengan cara membangkitkan Rasul-rasul yang menyampaikan kabar samawi kepada umat kepada siapa mereka diutus dan ditugaskan. [4]

Lebih lanjut beliau menjelaskan:

“Sikap yang ditunjukkan oleh Islam terhadap agama-agama dan para pendirinya bisa menjadi faktor yang amat penting dalam mempersatukan dan mempererat hubungan di antara berbagai agama. [5] Pandangan tersebut merubah sikap permusuhan terhadap ajaran Nabi-nabi agama lain menjadi sikap saling menghormati.

B.    Tidak ada Monopoli atas Keselamatan


Penyebab lain dari fanatisme agama adalah klaim keselamatan, bahwa hanya melalui agamanyalah seseorang akan diselamatkan, pemeluk agama-agama selain agama mereka akan terkutuk selamanya. Hal sederhana ini memiliki potensi berbahaya bagi kedamaian dunia, terlebih jika pandangan kaku, sempit dan tanpa toleransi ini dikemukakan dalam bahasa yang provokatif maka akah timbul banyak pertikaian dan kerusuhan.

Sebaliknya Alquran mengatakan:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang Yahudi, dan orang-orang Sabi, dan orang-orang Nasrani - barangsiapa diantara mereka benar-benar beriman pada Allah dan Hari Kemudian dan beramal saleh, maka tak akan ada ketakutan menimpa mereka tentang yang akan datang dan tidak pula mereka berdukacita tentang yang sudah-sudah. (S.5 Al-Maidah: 70)
Mengomentari ayat ini Hadhrat Mirza Tahir Ahmad mengatakan:

“Kata Sabi digunakan oleh orang Arab untuk menggambarkan umat lain yang jelas non-Arab dan non-Yahudi yang memiliki kitab wahyu tersendiri. Dengan demikian semua pengikut agama-agama yang didasarkan pada wahyu samawi sama memperoleh kepastian bahwa sepanjang mereka tidak memusuhi suatu agama baru dan mereka menjalankan agamanya sendiri dengan sepenuh hati, mereka tidak perlu khawatir akan kemurkaan Tuhan dan mereka tetap berhak atas syafaat. [6]

C.    Simpati Kepada Seluruh Manusia Tanpa Memandang Warna Kulit atau Keyakinan Agama.


Sebagai Almasih di zaman ini, misi dari pendiri gerakan Ahmadiyah dalam Islam adalah untuk menyatukan dan melayani umat manusia. Dalam buku Paigham Sulh  [7] sehari sebelum kewafatannya, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad menulis:

“Allah memulai Al-Qur’an dengan Surah Al-Fatihah berikut: Alhamdilillahi robbil ‘alamiin, yaitu segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Kata ‘alamiin berarti seluruh alam, hal itu meliputi semua orang yang berbeda, semua tingkat umur dan semua perbedaan suku bangsa. Dimulainya Al-Qur'an dengan ayat ini dirancang untuk melawan pandangan orang-orang yang berusaha memonopoli takdir Tuhan yang tak terbatas hanya bagi bangsa meraka sendiri dengan mengesampingkan orang lain, seolah-olah dalam penciptaan mereka Tuhan telah mencampakkan mereka sebagai ciptaan yang tidak berharga, atau mungkin mereka disisihkan untuk dilupakan oleh-Nya, atau (naudzubillah) mereka tidak diciptakan oleh-Nya."  [8]
Beliau lebih lanjut mengatakan:
"Rekan sebangsaku! Sebuah agama, yang tidak menanamkan kasih sayang universal ia sama sekali bukanlah agama. Demikian pula manusia yang tidak memiliki sifat kasih sayang maka ia sama sekali bukanlah manusia. Tuhan kami tidak pernah membedakan antara satu sama lainnya. Hal ini digambarkan oleh fakta bahwa semua potensi yang diberikan kepada Arya, juga diberikan pada ras yang menghuni Arabia, Persia, Suriah, Cina, Jepang, Eropa dan Amerika. Bumi yang diciptakan oleh Allah untuk menyediakan persediaan umum bagi seluruh manusia. Matahari, bulan dan bintang-bintang-Nya merupakan sumber cahaya untuk semua orang, mereka juga memiliki banyak manfaat lainnya. Demikian juga, semua orang mengambil manfaat dari unsur-unsur ciptaan-Nya seperti air, api, tanah dan produk sejenis lainnya seperti biji-bijian, buah-buahan dan sarana-sarana penyembuhan dll. Semua ciptaan Allah ini memberikan kita suatu pelajaran bahwa kita juga harus bersikap murah hati dan ramah terhadap sesama manusia dan tidak bakhil dan kikir." [9]
Beliau mengumumkan:
"Saya menyatakan kepada seluruh umat Islam, Kristen, HIndu dan Arya bahwa saya tidak memiliki musuh di dunia ini. Saya mencintai manusia dengan penuh kasih seperti kasih sayang seorang ibu kepada anak-anaknya, bahkan lebih dari itu. Musuh saya hanyalah doktrin palsu yang membunuh kebenaran. Simpati kepada manusia adalah tugas saya. Pendirian saya adalah untuk membuang kedustaan. Saya menolak paganisme, kelakuan buruk, ketidakadilan dan tindakan amoral."  [10]

Beliau juga menasehatkan:
"Prinsip yang harus kita pegang adalah bahwa kita harus memiliki kebaikan hati untuk seluruh umat manusia. Jika ada yang melihat rumah seorang tetangga Hindu terbakar dan tidak datang membantu untuk memadamkan api, saya benar-benar mengatakan bahwa ia bukanlah umatku. Jika ada pengikut saya, setelah melihat seseorang yang mencoba untuk membunuh seorang Kristen tetapi tidak berusaha untuk menyelamatkannya, saya benar-benar mengatakan bahwa ia bukanlah umatku.  [11]

D.    Kebebasan Beragama


Tidak akan ada perdamaian di dunia tanpa adanya kebebasan beragama kepada setiap orang. Banyak penafsiran jihad saat ini yang bertentangan dengan konsep kebebasan beragama. Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad memperbaiki pemahaman ini, beliau menulis:
"Prinsip kedua yang telah saya tegakkan adalah klarifikasi doktrin jihad yang telah disalah-artikan oleh sebagian muslim yang tuna ilmu. Saya telah diberi pemahaman oleh Allah Taala bahwa praktek-praktek saat ini yang dianggap sebagai jihad sepenuhnya bertentangan dengan ajaran Al-Qur'an. [12]
Beliau lebih lanjut mengatakan:
"Tak satupun dari Muslim sejati yang pernah hidup menyatakan bahwa kekuatan harus digunakan untuk penyebaran Islam. Di sisi lain, Islam selalu berkembang dari kualitas keunggulannya yang inheren. Orang-orang Islam yang memiliki pandangan berbeda, yang percaya bahwa Islam harus disebarkan dengan kekuatan, tampaknya tidak memiliki kesadaran akan keindahan yang inheren dalam Islam."  [13]
Menjelaskan poin ini Beliau mengatakan: "Jika bentuk-bentuk paksaan telah digunakan dalam mengajak orang ke dalam Islam dan para Sahabat Nabi Muhammad saw adalah buah dari paksaan tersebut, maka mustahillah bagi mereka yang tetap menunjukkan pada saat cobaan, sifat-sifat keteguhan dan ketulusan yang hanya bisa ditampilkan oleh mukmin sejati. [14]

E.    Islam Menolak Segala Bentuk Terorisme


Dalam mengutuk terorisme dalam segala bentuk, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad mengatakan:
“Sejauh menyangkut Islam, ia tegas menolak dan mengutuk segala bentuk terorisme. Ia tidak memberikan perlindungan atau pembenaran atas tindakan kekerasan, baik itu dilakukan oleh individu, kelompok maupun pemerintah ... Saya sangat mengutuk semua tindakan dan bentuk terorisme, karena ini adalah keyakinan saya paling dalam bahwa tidak saja Islam tetapi juga agama benar manapun, apapun namanya, yang mendukung kekerasan dan pertumpahan darah kepada orang yang tidak bersalah, wanita dan anak-anak atas nama Tuhan. "  [15]

Tentunya dunia kita akan menjadi tempat yang lebih aman untuk ditinggali, jika semua umat beragama, baik Muslim atau non-Muslim, secara tegas dan tulus mengutuk kekerasan dan terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya.

F.    Kerjasama Antar-Agama Dalam pelayanan Kepada Umat Manusia dan pememberatasan Kejahatan Sosial.


Mengomentari ayat ayat-ayat Al-Qur’an (Q.S. 5: 2 ; Q.S. 60: 7 - 8 ; Q.S. 3: 64), Hadhrat Mirza Tahir Ahmad mengatakan:
”Umat Muslim pun diajarkan untuk mengundang para Ahli Kitab dan bekerjasama dengan mereka dalam penyebaran ajaran keesaan Tuhan yang merupakan keyakinan bersama mereka. Inti ajaran dari ayat di bawah ini adalah penekanan pada kebersamaan dan pengembangan program bersama bagi kemaslahatan manusia dan bukan untuk mempertegas bidang-bidang perbedaan yang hanya akan membawa perselisihan. [16]
Beliau mengingatkan keluarga dan para pemimpin sosial dan agama dalam tanggung jawab mereka untuk membantu penguasa dalam menanggapi dekadensi moral yang berkembang dari masyarakat internasional, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad mengatakan:
"...Tapi apa yang saya coba tekankan hanyalah fakta bahwa menurut Islam, kekuatan negara saja tidak cukup untuk menekan, mencegah atau meminimalisir kejahatan. Sekali saja kecenderungan kriminal dibiarkan untuk tumbuh dan berkembang di lingkungan rumah tangga dan masyarakat pada umumnya, hal terbaik yang bisa dilakukan oleh negara adalah menghilangkan gejalanya dari waktu ke waktu. Akar penyebab kejahatan terlalu jauh untuk dijangkau tangan hukum. Ini adalah pekerjaan utama dari keluarga, tokoh agama dan tokok publik di setiap masyarakat untuk memberantas kejahatan.  [17]

2.    TINDAKAN NYATA AHMADIYAH UNTUK PERDAMAIAN DUNIA


Tentunya untuk mewujudkan perdamaian dunia tidak hanya terbatas pada upaya teoritis dan doktrinal semata, perlu upaya nyata dalam mewujudkannya. Ahmadiyah telah mewujudkan hal itu dalam berbagai cara. Dalam bab ini saya akan berfokus pada sosok Khalifah Ahmadiyah ke-5, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, upaya-upaya besar yang dilakukan selama kekhalifahan beliau kami kira sudah cukup mewakili tindakan nyata Ahmadiyah untuk perdamaian dunia.

Berikut saya kutipkan dari situs resmi Ahmadiyah internasioal, alislam.org tentang Inisatif perdamaian yang dilakukan beliau dan Jemaat Ahmadiyah.

”Melalui khutbah-khutbah, kuliah, buku dan pertemuan-pertemuan pribadi beliau terus menerus mengajurkan pada peningkatan ibadah kepada Allah taala dan pelayanan kemanusiaan. Beliau juga terus melakukan advokasi penegakan hak asasi manusia universal, masyarakat yang adil dan pemisahan antara agama dan negara.

Sejak terpilih menjadi khalifah, Mirza Masroor Ahmad telah memimpin kampanye di seluruh dunia untuk menyampaikan pesan damai Islam melalui media cetak ataupun digital. Dibawah kepemimpinannya cabang nasional Jamaah Muslim Ahmadiyah telah meluncurkan kampanye yang mencerminkan ajaran Islam yang benar dan damai. Ahmadi muslim di seluruh dunia terlibat dalam upaya akar rumput untuk mendistribusikan jutaan selebaran perdamaian untuk Islam dan non muslim, menjadi tuan rumah simposium antar agama dan perdamaian dan mengadakan berbagai Al-Qur’an untuk menyajikan pesan Al-Qur’an yang benar dan mulia. Kampanye ini telah mendapat liputan media di seluruh dunia dan menunjukkan bahwa Islam adalah pioner perdamaian, setia terhadap negara dimana tinggal dan pelayanan kemanusiaan.[18]

Pada tahun 2004, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad meluncurkan Simposium Perdamaian Nasional (National Peace Symposium) tahunan dimana tamu dari semua lapisan masyarakat datang berkumpul untuk bertukar ide pada pengembangan perdamaian dan kerukunan. Setiap tahun simposium menarik banyak para menteri, anggota parlemen, politisi, pemimpin agama dan pejabat lainnya. Pada tahun 2009 Huzur juga meluncurkan  'Ahmadiyya Muslim Prize for the Advancement of Peace" (Penghargaan Ahmadiyah untuk kemajuan perdamaian). Penghargaan perdamaian internasional untuk individu atau organisasi yang telah menunjukkan komitmen luar biasa dan pelayanan untuk penciptaan perdamaian dan kemanusiaan.

Beberapa Pidato perdamaian Beliau yang bersejarah diantaranya:

•    27 Juni 2012, Mirza Masroor Ahmad menyampaikan pidato perdamaian “Jalan menuju perdamaian - Hubungan antar bangsa-bangsa” di Capitol Hill, washington DC.  Acara ini dihadiri lebih dari 30 anggota kongres amerika, Korps Diplomatik, Gedung Putih dan staff Depatemen Luar negeri, para profesor, para tokoh LSM, tokoh agama, perwakilan media, perwakilan Negara dan berbagai lapisan masyarakat. Yang istimewanya beliau dibuatkan Resolusi Khusus untuk menyambut beliau, dimana tertulis di Resolusi tersebut : "Menyambut Yang Mulia, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, pemimpin spriritual dan administratif Jamaah Muslim Ahmadiyah seluruh dunia ke Washington DC dan mengakui komitmennya untuk perdamaian dunia, keadilan, anti kekerasan, HAM, kebebasan beragama dan demokrasi."  [19]

•    Setahun kemudian 11 May 2013, beliau kembali ke Amerika dalam lawatannya keAmerika dan Kanada. Beliau menyampai pidato “Islamic Solution for World Peace” di  Montage, Beverly Hills, LA. Dihadiri lebih dari 300 politisi, akademisi dan para pemimpin komunitas, termasuk Letnan Gubernur California, kandidat wali kota Eric Garcetti, dan beberapa anggota Kongres Amerika Serikat.  [20]

•    11 Juni 2013 Mirza Masroor Ahmad menyampaikan pidato di Houses of parliament di London, di Westminster. dihadiri oleh 68 pejabat, termasuk 30 anggota parlemen dan 12 anggota House of lords, termasuk 6 menteri kabinet dan 2 menteri. Berbagai media termasuk BBC, Sky TV dan ITV juga hadir meliput acara tersebut.  [21]

•    4 desember 2012, Mirza Masroor Ahmad menyampaikan pidato utama yang bersejarah di Parlemen Eropa, Brussel, kepada lebih dari 350 tamu yang mewakili 30 negara. Dalam pidato 35 menitnya, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad menyampaikan tentang seruannya kepada Uni Eropa untuk mempertahankan persatuannya, membahas permasalahan imigrasi yang meningkat ke negara-negara Barat, menganjurkan kesetaraan dalam hubungan internasional dan berbicara panjang lebar tentang ajaran utama Islam dalam kaitan dengan perkembangan perdamaian dunia.  [22]

Dalam kesempatan khutbah jum’at Mirza Masroor Ahmad memberikan rincian hasil dari kunjungan beliau berbagai negara untuk menyebarkan perdamaian melalui pidato-pidato dan nasehat-nasehat beliau kepada semua lapisan masyarakat, mulai dari para petinggi pemerintahan sampai rakyat biasa.

“Ketika saya mengadakan lawatan ke Amerika pada tahun yang lalu, secara keseluruhan sebanyak 12 juta orang telah menerima pesan-pesan ajaran Islam. Di waktu lawatan ke dua kota di Canada 8.5 juta penduduk telah menerima pesan-pesan ajaran Islam. Jadi di dalam kedua Negara ini ada 20.5 juta manusia telah menerima amanat ajaran Islam melalui cara itu. Dari segi ini juga tidak terhitung banyaknya karunia Allah swt turun kepada kita sehingga terbuka jalan-jalan baru untuk menyampaikan amanat Ahmadiyyah kepada penduduk dunia. Di dalam lawatan saya selalu terbuka jalan untuk menyampaikan amanat ini, setelah itu lebih luas lagi ditingkatkan oleh para Muballighin yang mempunyai semangat dan kecintaan tinggi untuk bertabligh. Dan dengan karunia Allah Ta’ala usaha-usaha merekapun diberkati dengan sukses yang sangat gemilang. Begitu juga di waktu lawatan ke Jerman saya mendapat taufiq untuk meletakkan batu fondasi pertama dua buah Mesjid dan menghadiri Jalsa Salana (Pertemuan Tahunan Ahmadiyah) juga di sana. Di sana semua upacara diliput oleh Radio, TV dan juga oleh beberapa buah Surat Kabar Lokal. Bukan terbatas hanya media Jerman saja melainkan saluran TV Austria, Swizerland yang berdekatan dengan perbatasan Negara Jerman bersama-sama meliput semua kegiatan selama lawatan saya di Jerman, hingga secara keseluruhan amanat Ahmadiyah telah sampai kepada 4 juta orang. Kemudian lawatan ke Singapura, Australia, New Zealand dan Jepang. Selama lawatan ke Negara-negera itu sejumlah media meliput perjalanan saya dengan luas sekali. Dan sebagaimana telah saya katakan sebelumnya bahwa amanat Islam oleh Ahmadiyah telah sampai kepada 30 juta orang di sana ... Melalui Radio dan TV sepanjang lawatan-lawatan saya telah disampaikan amanat Islam Ahmadiyah kepada 182 juta enam ratus ribu orang di atas dunia. Begitu juga di dalam tahun 2013 melalui 1.088 buah Surat Kabar telah disampaikan amanat Islam Ahmadiyah kepada lebih dari 160 juta orang.  [23]

Tidak saja itu, Mirza Masroor Ahmad telah mengirim Pesan Perdamaian kepada pemimpin-pemimpin dunia, dalam upaya mengajak mereka untuk menciptakan perdamaian dunia, karena melalui merekalah, selaku pemimpin bisa mengendalikan dan mengarahkan kepada langkah perdamaian. Beliau telah berkirim surat kepada Paus Benediktus XVI, Perdana Menteri Israel, Presiden Republik Islam Iran, Presiden Amerika Serikat, Perdana Menteri Kanada, Penjaga Dua Tempat Suci Raja Kerajaan Arab Saudi, Perdana Menteri Dewan Negara Republik Rakyat Cina, Perdana Menteri Inggris Raya, Kanselir Jerman, Presiden Republik Perancis, Ratu Inggris Raya dan Negara Persemakmuran, Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran.

Kepada Paus Benediktus XVI, Mirza Masroor Ahmad menulis:

“Karena Anda memiliki suara yang sangat berpengaruh di dunia, saya mendorong Anda juga untuk menyebarkan secara luas kepada dunia bahwa dengan menempatkan hambatan di jalan keseimbangan alam yang ditetapkan Tuhan, maka mereka akan dengan cepat menuju kepada kehancuran. Pesan ini perlu untuk disampaikan lebih lanjut dan lebih luas dari sebelumnya dan dengan upaya yang lebih besar. Semua agama-agama di dunia membutuhkan kerukunan dalam beragama dan semua orang di dunia memembutuhkan terciptanya semangat cinta, kasih sayang dan persaudaraan. Dan doa saya adalah semoga kita semua memahami tanggung jawab kita dan memainkan peranan kita dalam menegakkan kedamaian dan cinta, dan untuk pengakuan Pencipta kita di dunia.  [24]

Dalam suratnya kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Mirza Masroor Ahmad menulis:

“Oleh karena itu, permintaan saya kepada Anda adalah bukan menghantarkan dunia ke dalam cengkeraman dunia, buatlah upaya maksimal untuk menyelamatkan dunia dari bencana global, daripada menyelesaikan sengketa dengan kekuatan, Anda harus mencoba menyelesaikannya melalui dialog, sehingga kita dapat memberi ‘hadiah’ kepada generasi masa depan kita dengan masa depan yang cerah daripada memberi ‘hadiah’ mereka dengan ketidak-berdayaan serta kecacatan.  [25]

Kepada Presiden Barack Obama, Mirza Masroor Ahmad Menulis:

“Permintaan saya kepada Anda – yang pada dasarnya untuk semua pemimpin dunia, bahwa daripada menggunakan kekerasan untuk menekan negara lain, gunakanlah dialog dan kebijaksanaan. Negara-negara besar di dunia seperti Amerika Serikat harus memainkan peran mereka menuju pembentukan perdamaian. Mereka tidak boleh menjadikan tindakan negara-negara kecil sebagai alasan untuk menggangu keharmonisan dunia. Saat ini senjata nuklir tidak hanya dimiliki oleh Amerika Serikat dan negara besar lainnya, melainkan negara-negara kecil sekalipun sekarang memiliki senjata pemusnah massal tersebut, dimana mereka yang berkuasa sering terlampau gegabah dengan bertindak dengan tanpa pemikiran dan pertimbangan. Dengan demikian permintaan saya dengan rendah hati kepada Anda untuk berusaha secara maksimal untuk mencegah negara-negara besar dan kecil dari meletusnya Perang Dunia Ketiga. Seharusnya tidak ada keraguan di dalam pikiran kita bahwa jika kita gagal dalam tugas ini maka akibat dari perang semacam itu tidak akan terbatas hanya pada negara-negara miskin Asia, Eropa dan Amerika, melainkan generasi masa depan kita yang harus menanggung konsekuensi mengerikan dari tindakan kita. [26]

Kepada Perdana Menteri Inggris, David Cameron, Mirza Masroor Ahmad menulis:

“Oleh karena itu adalah keinginan yang bersemangat dan doa saya bahwa Anda dan para pemimpin dari semua negara-negara besar dapat memahami kenyataan mengerikan ini, dan tidak menjalankan kebijakan agresif dan memanfaatkan untuk memaksakan demi mencapai tujuan Anda, tetapi anda harus berusaha untuk mengadopsi kebijakan yang mempromosikan dan mengamankan keadilan.
Itulah beberapa kontribusi nyata oleh Ahmadiyah, masih banyak lagi tindakan nyata akar rumput yang menyebarkan pesan perdamaian secara massal di berbagai negara, baik berupa penyebaran brosur-brosur, seminar-seminar, pameran-pameran, iklan bilboard dll, yang tidak mungkin kami rinci mengingat keterbatasan tempat. [27]

Langkah Ahmadiyah memang unik, organisasi Islam yang menjadi objek penindasan, penganiayaan, pembunuhan dan diskriminasi kini menjadi pioner dalam mewujudkan perdamaian dunia, bukannya menjadi organisasi pendendam. Seorang Pendeta Kristen Rev. Chuck Currie menulis di Huttingtonpost.com:

“Kita semua tahu kejadian tentang komunitas suatu agama atau etnis yang diusir dari tanah air mereka dan bagaimana banyak dari komunitas tersebut berusaha dari waktu ke waktu untuk untuk mengambil langkah balas dendam. Tidak akan ada yang unik tentang Jamaah Muslim Ahmadiyah jika setelah meninggalkan Pakistan menuju markas baru di Inggris, gerakan mereka kemudian berubah menjadi gerakan kekerasan. Sebaliknya, mereka telah menggunakan pengalaman dan kisah-kisah mereka untuk menarik perhatian pada penderitaan manusia dan menyebarkan pesan perdamaian dan rekonsiliasi yang konsisten dengan pendirian mereka. Pencarian mereka untuk keadilan tidak hanya untuk umat Islam tetapi untuk setiap orang beriman – dan orang-orang yang tidak beragama, termasuk ateis. Dalam hal ini, Seorang Pendeta Kristen seperti saya menemukan banyak hal untuk mengagumi.”  [28]

Dalam kunjungan Gusdur ke Israel ketika diundang menyaksikan perjanjian damai antara Israel dan Yordania, Gusdur menyempatkan bertemu dengan sejumlah warga Israel baik dari kalangan orang-orang Yahudi maupun dari kalangan orang-orang Arab Muslim dan Kristen, diantaranya mereka mengatakan kepada Gusdur: “Hanya mereka yang berada dalam keadaan perang yang bisa merasakan apa makna kata damai”. [29] Itulah mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan langkah yang diambil Ahmadiyah untuk perdamaian; pengalaman ditindas, dianiaya dan di-diskriminasi telah membuat Ahmadiyah berjuang untuk menegakkan perdamaian, disamping itu memang sebuah nilai yang harus diperjuangkan sesuai dengan amanat Islam yang damai.

Dengan mengulang perkataan Hadhrat Mirza Tahir Ahmad bahwa akar penyebab kejahatan terlalu jauh untuk dijangkau oleh campur tangan penguasa, termasuk para pemimpin agama tokoh masyarakat. Maka menjadi pekerjaan utama dari keluarga dan diri kita sendiri untuk meminimalisir kejahatan di masyarakat. Mutu dan sikap tiap individu dari suatu masyarakat memiliki peran utama dalam penciptaan masyarakat yang damai dan teratur. Kualitas bangunan yang hendak dibuat oleh agama akan bergantung kepada kualitas material pembentuknya yaitu kualitas para umat beragama. Sehingga perlu kita untuk meningkatkan sikap berlomba dalam kebaikan, untuk membangun masyarakat yang lebih baik, meningkatkan kasih sayang di lingkungan keluarga, menumbuhkan empati dan sikap tolong menolong, menanamkan berbuat baik untuk semata-mata ikhlas karena Allah bukan karena sombong ataupun pamer, dan terakhir meningkatkan kecintaan kepada Allah taala, karena kedamaian sejati tidak akan dapat terbentuk tanpa kecintaan kepada Tuhan, hal itu akan menimbulkan mutu respek kita kepada ciptaan-Nya.

Footnote:

[1] http://www.alislam.org/egazette/press-release/historic-conference-of-world-religions-held-at-guildhall-london/
[2] http://www.godandscience.org/apologetics/war_and_religion.html#n02
[3] Bab ini sebagian sebagian besar adalah terjemahan dari artikel Promised Messiah’s(as) Ideological Contribution to World Peace and Harmony (http://www.reviewofreligions.org/download/RR200305.pdf)
[4] Islam ’s Response toContemporary Issues
[5] ibid
[6] ibid
[7] Paigham Sulh merupakan buku terakhir yang ditulis oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad  yang dimaksudkan sebagai bahan pidato di Lahore, yang berisi tentang rekonsiliasi antara Muslim dan Hindu di India, beliau menginginkan kedua kaum ini dapat hidup rukun, damai dan makmur serta saling menghormati. Tetapi pidato ini belum selesai karena beliau wafat pada tanggal 26 Mei 1908, tetapi tulisan ini tetap dibacakan pada konferensi yang diadakan tanggal 21 Juni 1908 di Punjab University Hall, Lahore. (Introduction The Books of The Promissed Messiah oleh Naseem Mahdi)
[8] A Message of Peace, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, p.9
[9] ibid hal.7-8
[10] Arbain pt.1, p 344
[11] Sirajum-Munir p 28
[12] Tohfa Qaisariyya
[13] Tiryaquul- Qulub catatan kaki, hal 167
[14] Masih Hindustan Mein pp.11-12
[15] Penumpahan Darah atas Nama Agama, Mirza Tahir Ahmad
[16] Islam ’s Response to Contemporary Issues by Hadhrat Mirza Tahir Ahmad
[17] ibid
[18] http://www.alislam.org/khilafat/fifth/
[19] http://www.alislam.org/egazette/press-release/khalifa-of-islam-makes-historic-address-at-capitol-hill/
[20] http://www.alislam.org/egazette/press-release/head-of-ahmadiyya-muslim-jamaat-delivers-historic-address-in-southern-california/
[21] http://www.alislam.org/egazette/updates/address-by-head-of-ahmadiyya-muslim-community-at-houses-of-parliament-london-on-11th-june-2013/
[22] https://www.alislam.org/egazette/press-release/khalifa-of-islam-makes-historic-address-at-european-parliament/
[23] Khutbah Huzur, tanggal 3 Januari 2014

[24] Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaian, Mirza Masroor Ahmad, hal. 49
[25] Ibid, hal xv
[26] Ibid, hal 166
[27] Ibid, hal 190
[28]http://www.huffingtonpost.com/rev-chuck-currie/ahmadiyya-community_b_1031947.html
[29]http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,4-id,42801-lang,id-c,kolom-t,Peran+Gus+Dur+dalam+Misi+Perdamaian+Israel+Palestina-.phpx

7 comments:

  1. hmmm..
    perlu dinamika yang keras untuk mengkaji Ahmadiyah di negeri ini.

    ReplyDelete
  2. Jazakamullah Khairan

    ReplyDelete
  3. haha....
    dunia... dunia....
    memang akhir zaman banyak kali kelucuan akan kekafirannya

    ReplyDelete
  4. Ahmadiyah dan orang-orang kafir hanya akan menggunakan potongan ayat Al-Qur'an yang dianggap menguntungkan mereka, selebihnya mereka membuang isi Al-Qur'an itu.
    Sungguh kemunafikan yang nyata.

    "Bukan kebencian tapi kemarahan atas logika yang setengah-setengah"

    ReplyDelete